Pengembangan Kurikulum PAI

by 1/01/2013 09:15:00 AM 0 komentar


PEMBAHASAN

A. Komponen Evaluasi
1.      Pengertiaan Evaluasi dan Kurikulum
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum. Pengertian evaluasi menurut Joint Committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray, 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. .Sedangkan pengertian kurikulum adalah :
1.      Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
2.      Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).
3.      Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;e. Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
            Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
            Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.
            Kurikulum sebagai sebuah sistem terdiri atas beberapa komponen diantaranya adalah komponen evaluasi. Dalam dunia praktisi pendidikan kita, termasuk Gurunya lemah memahami urgensitas sebuah kerja evaluatif. Sehingga proses pembelajaran sering tidak berakhir dengan baik justru disebabakn kurang akuratnya system penilaian yang digunakan. Contoh, masih banyaknya Guru kita yang ketika akan mengetahui tingkat pencapaian pembelajaran siswa, justru hanya menggunakan variable pemahaman (evaluasi kognitif) dengan mengabaikan penilaian keterampilan (evaluasi psikomotorik) dan sikap moralitas (evaluasi afektif) siswa.
2.      Tujuan Evaluasi Kurikulum
            Diadakan evaluasi di dalam proes pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan :
a)      Perbaikan program.
            Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan.
b)      Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
            Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kulikulum yang telah dikembangkan. Dengan kata lain, pihak-pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan, dan pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan,, jika ada, yang masih terdapat.
c)      Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
            Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama,  apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke system yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam system yang ada ? ditinjau dari proses pengembangan kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama di pandang tidak tepat untuk diajukan pada akhir pengembangan. Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan dua jawaban yaitu ya atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan – biaya, tenaga dan waktu yang telah  dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma atau sia-sia.: peserta didik yang telah menggunakan kurikulum baru tersebut selama fase pengembangan yang terlanjur dirugikan : sekolah-sekolah di mana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali menyesuaikan diri lagi kepada cara lama :dan lambat laun akan timbul sikap skeptic di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pemmbaharuan pendidikan daalam bentuk apapun. Pertanyaan kedua, dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang-kurangnya tiga anak pertanyaan – aspek-aspek mana kurikulum tersebut yang masih perlu diperbaiki atau disesuaikan, strategi penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan apa yang diperlu diersiapkan terlebih dahulu di dalam system yang ada. Pertanyaan ini lebih bersifat konstruktif dan dapat diterima dari segi social, ekonomi, moral maupun teknis.
            Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua maka diperlukan kegiatan evaluasi.
3.      Konsep/Model Evaluasi Kurikulum
            Setelah mencermati tentang tujuan evaluasi kurikulum, kita harus memahami konsep atau ,model evaluasi, secara garis besar, model evaluasi dapat digolongkan ke dalam empat rumpun model yaitu measurement, congruence, illumination dan educational system evaluation.[1]
a)      Measurement
            Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program pendidikan.
b)      Congruence
            Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan.
c)      Illumination
            Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh factor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi ini lebih didasarkan pada prinsip pertimbangan yang hasilnya diperlukan untuk penyempuranaan program.
d)     Educational System Evaluation
            Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan criteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan.
4.      Tinjauan Masing-masing Model
            Setelah mencermati keempat model evaluasi tersebut, Kita harus mencermati secara rinci tinjauan dari masing-masing model/konsep.
a)      Measurenment
            Konsep ini telah  memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam hal penekanan terhadap pentingnya obyektivitas dalam proses evaluasi. Aspek obyektivitas yang diitekankan oleh  konsep ini perlu  dijadikan landasan yang terus-menerus di dalam rangka mengembangkan konsep dan system evaluasi kurikulum. Konsep ini sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam berbagai kegiatan pendidikan, seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah dan kegiatan penelitian pendidikan.
b)      Congruence
            Konsep ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji efektifitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Dengan mengkaji efektifitas tersebut akan memberikan balikan kepada pengembang kurikulum tentang tujuan-tujuan yang mana sudah dan belum dicapai.
c)      Illumination
            Konsep ini menekankan pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum  yang berlangsung
d)     Educational System Evaluation
            Konsep ini memperlihatkan banyak segi-segi positif untuk kepentingan proses pengembangan kurikulum. Ditekankannya peranan criteria dalam proses evaluasi sangat penting artinya dalam memberikan cirri-ciri khas kegiatan evaluasi. Tanpa criteria tidak akan dapat menghasilkan suatu informasi yang  menunjukkan ada tidaknya kesenjangan, inilah yang diharapkan dari hasil evaluasi. Konsep ini mengemukan perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap berbagai dimensi program, tidak hanya hasil yang dicapai, tapi juga input dan proses yang dilakukakan tahap demi tahap. Ini penting agar penyempurnaan kurikulum dapat dilakukan pada setiap tahap sehingga kelemahan yang masih terlihat pada tahap tertentu  tidak sampai dibawa ke tahap berikutnya.
            Dalam mengevaluasi kurikulum tentu diperlukan kecermatan dalam memilih model yang mana yang dianggap tepat. Setiap model mepunyai kelebihan dan kelemahan. Setelah membaca model dari evaluasi kurikulum maka dapat disarankan bahwa konsep educational system evauationlah yang paling tepat. Kelemahan pada model-model yang lain dapat ditanggulangi oleh model ini.
B. Jenis Evaluasi Kurikulum
            Evaluasi terhadap kurikulum mencakup evaluasi sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan, seperti dana, sarana dan fasilitas, tenaga dan penilaian terhadap siswa sebelum menempuh program. Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi pelaksanaan kurikulum yang berkenaan dengan proses belajar, mengajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi supervise, sarana pengajaran dan penilaian hasil belajar.
            Menurut Sukmadinata (2000:111) ada bebarapa bentuk atau jenis evaluasi. Pertama, evaluasi hasil belajar. Evaluasi digunakan untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa terhadap proses pembelajaran selalu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi ini ini disusun butir-butir soal untuk megukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah ditetapkan. Berdasarkan luas lingkup bahan dan jangka waktu belajar, evaluasi ini dibedakan menjadi evaluasi formatif dan evaluasi summatif.
1.      Evaluasi formatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar dalam jangka waktu yang relative pendek. Tujuan utama evaluasi ini untuk menilai proses pengajaran. Untuk pendidikan tingkat dasar, test formatif digunakan untuk menilai kemampuan siswa setelah memahami sub pokok bahasan tertentu.
2.      Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang lebih luas sebagai hasil belajar dalam limit waktu yang cukup lama, satu semester atau satu tahun. Evaluasi ini berfungsi untuk tingkat pendidikan dasar. Misalnnya untuk menilai kemajuan belajar siswa seperti kenaikan kelas, kelulusan ujian dan seterusnya.[2]
            Untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan. Ada dua macam norma yang harus diperhatikan, yaitu norm referenced dan criterion referenced (Chauhan, 1979 : 170-177). Dalam evaluasi formatif menggunakan criterion referenced yaitu penguasaan  siswa yang diukur dengan test belajar lalu dibandingkan dengan  suatu criteria standard sebagai patokan. Sedangkan evaluasi sumatif menggunakan norm referenced yaitu penguasaan siswa yang tidak memiliki criteria standard sebagai patokan penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar.
            Kedua, evaluasi pelaksanaan mengajar. Komponen yang dievaluasi dalam proses pembelajaran adalah keseluruhan dari proses tersebut secara utuh yang meliputi tujuan mengajar, evaluasi bahan ajar, strategi, metodologi pembelajaran dan media yang digunakan. Komponen ini mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, isi, metode, organisasi, fasilitas dan biaya, siswa, guru, keluarga dan masyarakat.
            Dalam referensi yang lain, jenis-jenis evaluasi kurikulum dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
  1. Evaluasi Awal : Di Lakukan Sebelum Pengajaran Diberikan,Fungsinya Ialah Untuk Mengetahui Kemampua Awal Peserta Didik Tentang Pelajaran Yang Akan Diberikan.
  2. Evaluasi Antara : Dilakukan Pada Setiap Unit Bahan Yang Diberikan Dalam Suatu Mata Pelajaran,Dapat Berbentuk Tes Dan Bentuk-Bentuk Evaluasi Yang Lain Tentang Unit Yang Bersangkutan.
  3. Evaluasi Akhir : Dilaukan Setelah Pengajaran Diberikan.Fungsinya Ialah Untuk Memperoleh Gambaran Tentang Kemampuan Yang Dicapai Pesrta Didik Pada Akhir Program.[3]
C. Faktor-faktor Evaluasi Kurikulum
1.      Factor-faktor yang menyebabkan sulitnya merumuskan evaluasi kurikulum secara tegas
            Evaluasi Kurikulum Sukar Di Rumuskan Secara Tegas Hal Itu Disebabkan Beberapa Faktor :
a.       Evaluasi Kurikulum Berkenaan Dengan Fenomena-Fenomena Yang Terus Berubah
b.      Objek Evaluasi Kurikulum Adalah Sesuatu Yang Berubah-Ubah Sesuai Dengan Konsep Yang Digunakan.
c.       Evaluasi Kurikulum Merupakan Suatu Usaha Yang Dilakukan Oleh Manusia Yang Sifatnya Juga Berubah[4]
            Untuk melakukan evaluasi kurikulum banyak mengalami kendala atau masalah ketika ingin melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang dikembangkan. Adapun yang menyulitkan itu adalah dikarenakan fenomena-fenomena dalam kurikulum itu mengalami perubahan terus-menerus, objek yang akan dievaluasi yaitu kurikulum berubah dengan sendirinya dikarenakan harus sesuai dengan konsep yang digunakan dalam kurikulum tersebut dan evaluasi kurikulum yang dilakukakan oleh manusia sifatnya juga berubah.
            R.A Becher, Seorang Ahli Pendidikan dari Universitas Sussex Inggris menyatakan tiap program pengembangan kurikulum mempunyai style dan karakteristik tertentu, dan evaluasi Dari program tersebut akan memperhatikan style dan karakteristik yang sama pula , seorang Evaluator akan menyusun program evaluasi kurikulum sesuai dengan style dan karakteristik yang dikembangkannya.
2.      Factor-faktor yang menyebabkan tercapainya tujuan evaluasi kurikulum
            Untuk tercapainya tujuan evaluasi kurikulum, maka ada lima factor yang menyebabkan itu, yaitu :
a.       Evaluasi Kontek : Evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam perencanaan program, khususnya dalam penetuan tujuan dan program kurikulum diklat
b.      Evaluasi Masukan : Evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam penyiapan dan perbaikan peralatan pendidikan yang meliputi bahan ajar, sarana / alat penunjang media pengajaran stap pengajar dan sebagainya.
c.       Evaluasi Proses / Hasil Jangka Pendek : Informasi untuk keperluan perbaikan program dan pelaksanaan pendidikan mencakup baik informasi tentang proses maupun hasil jangka pendek yang dicapai peserta didik selama dan pada akhir tiap unit program. Kadang-kadang disebut juga dengan istilah evaluasi implementasi kurikulum. Di sini dipergunakan istilah proses untuk memperkuat pengertian kurikulum sebagai sesuatu yang terjadi di sekolah. Lagipula, istilah evaluasi proses dianggap lebih memberikan kedudukan yang sama antara dimensi kurikulum sebagai ide, rencana, hasil, dan kurikulum sebagai kegiatan.
d.      Evaluasi Dampak / Hasil Jangka Panjang : Evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan bagi peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan dan penentu kegiatan tindak lanjut yang diperlukan termasuk perbaikan kurikulum pada siklus / putaran hidup.
e.       Evaluasi Reflektif : Evaluasi yang diperagunakan untuk menyebutkan jenis evaluasi yang memusatkan perhatiannya terutama terhadap kurikulum sebagai ide . nama reflektif itu sendiri diambil dari artikel yang ditulis oleh cohen (1976). Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji mengenai ide yang dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum dalam dimensi lainnya.[5]
            Tercapainya tujuan evaluasi kurikulum itu disebabkan oleh adanya hasil informasi yang diperlukan dalam perencanaan program, diketahuinya jenis dari evaluasi yang digunakan, ditemukannya informasi untuk peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan dan tindak lanjut untuk memperbaiki kurikulum tersebut, diketahuinya proses jangka pendek yang dicapai oleh peserta didik selama dan akhir dari unit program.





KESIMPULAN
Ø  Evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Ø  Tujuan evaluasi kurikulum adalah Pertama, perbaikan program. Kedua, pertanggungjawaban kepada berbagai pihak. Ketiga, Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Ø  Model/konsep yang digunakan dalam evaluasi kurikulum yaitu measurement, congruence, illumination dan educational system evaluation.
Ø  Jenis-jenis evaluasi kurikulum adalah evaluasi sumatif, evaluasi formatif, evaluasi awal, evaluasi antara dan evaluasi akhir.
Ø  Factor-faktor yang menyulitkan ketika melakukan evaluasi kurikulum disebabkan oleh fenomena-fenomena yang terjadi dalam kurikulum terus berubah, objek evaluasi kurikulum berubah sesuai dengan tuntutan dari konsep tersebut dan apa yang dilakukan oleh manusia pasti mengalami perubahan.
Ø  Tercapainya tujuan evaluasi kurikulum itu disebabkan oleh adanya hasil informasi yang diperlukan dalam perencanaan program, diketahuinya jenis dari evaluasi yang digunakan, ditemukannya informasi untuk peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan dan tindak lanjut untuk memperbaiki kurikulum tersebut, diketahuinya proses jangka pendek yang dicapai oleh peserta didik selama dan akhir dari unit program.





DAFTAR PUSTAKA

Ø  Abdurahmansyah. Teori Pengembangan Kurikulum dan Aplikasi. Jakarta : Grafika Telindo Press. 2009
Ø  Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2005
Ø  Ibrahim, R dan Masitoh. Evaluasi Kurikulum. Pdf


[1] R. Ibrahim dan Masitoh. Evaluasi kurikulum. Pdf
[2] Abdurahmansyah. Teori Pengembangan Kurikulum dan Aplikasi. Jakarta : Grafika Telindo Press. 2009. Hlm.
[3] http://zhizhachu.wordpress.com/tag/jenis-jenis-evaluasi-kurikulum/
[4] http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/31/evaluasi-kurikulum/
[5] http://zhizhachu.wordpress.com/tag/jenis-jenis-evaluasi-kurikulum/

Padjrin Dha Niess

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar