Sejarah Peradaban Islam 2

by 1/01/2013 09:09:00 AM 4 komentar


BAB I
PEMBAHASAN
A. Penyebaran Islam di Asia Tenggara dan Indonesia
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi).
Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran Islam. Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya Islam telah datang di daerah bagian Timur Asia, yaitu di negeri China, khususnya China Selatan. Namun ini menimbulkan pertanyaan tentang kedatangan Islam di daerah Asia Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah mempunyai kedudukan penting. Karena itu, boleh jadi para pedagang dan munaligh Arab dan Persia yang sampai di China Selatan juga menempuh pelayaran melalui Selat Malaka. Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing, seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di duga daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut, dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674).
Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan Ta-Shih. Menurut beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah Arab. Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah hadir di Asia Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam.
Setelah melakukan perusakan dan pembakaran kota Canton itu, orang Ta-Shih dan Po-Se menyingkir dengan kapal. Mereka ke Kedah dan Palembang untuk meminta perlindungan dari kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan berita ini terlihat bahwa orang Arab dan Persia yang sudah merupakan komunitas Muslim itu mampu melakukan kegiatan politik dan perlawanan terhadap penguasa China. Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia :
1.      Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M (684 M). Pada tahun tersebut datang seorang pemimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari Sumatera Utara. Jadi, agama Islam masuk pertama kali ke Indonesia di Sumatera Utara.
2.      Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Berdasarkan catatan Tiongkok , saat itu datang seorang utusan raja Arab Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abu Sufyan) ke Kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga) untuk membuktikan keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.
3.      Menurut Drs. Juneid Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M karena di Barus Tapanuli, didapatkan sebuah makam yang berangka Haa-Miim yang berarti tahun 670 M.
4.      Seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia di Medan tanggal 17-20 Maret 1963, mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad I H/abad 7 M langsung dari Arab. Daerah pertama yang didatangi ialah pasisir Sumatera.
            Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya kesultanan-kesultanan Islam  di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di wilayah Asia Tenggara tidak  lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh saudagar dan  ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan ini diberikan sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur dan Barat bagi para pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan di Asia Tenggara. Sedangkan Aceh menjadi pintu masuk para pendatang Islam dari Asia Barat sehingga mendapat julukan Serambi Mekkah. Kesultanan tersebut adalah Kesultanan Malaka di Semenanjung Malaka (Indonesia), Kesultanan Islam Pattani di Filipina, Kesultanan Brunei Darussalam di Brunei Darussalam, Kesultanan Islam Sulu di Filipina bagian selatan dan Kesultanan Johor di Malaysia.[1]
Sedangkan perkembangan Agama Islam di Indonesia sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di bagi menjadi tiga fase, antara lain :
1.      Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri, terutama Cina.
2.      Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Sumbernya di samping berita-berita asing juga makam-makam Islam.
3.      Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam (Abdullah, 1991:39).
B. Pertumbuhan Lembaga Sosial dan Politik
            Kedatangan Islam sebagai sebuah kekuatan baru menyebabkan berdirinya beberapa lembaga politik/kerajaan baru, yaitu :
1.      Di Sumatera muncul kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan kembar di pesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini muncul pada abad ke-13 M, sebagai hasil islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi para pedagang muslim sejak abad ke-7 dan seterusnya. Selanjutnya muncul kerajaan Aceh Darussalam, ada pendapat kerajaan ini muncul pada abad ke-15 M menggantikan kerajaan Lammuri oleh Muzaffar Syah (1465-1497 H). kerajaan ini menjalin hubungan dengan kerajaan Turki Ustmani dan mengakuinya sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dan kekholifaan dalam Islam. Ada masa raja berikutnya yaitu masa Sultan Iskandar Muda, ia tidak hanya menjalin dengan kerajaan Turki Ustmani tetapi juga menjalin kerjasama denga musuh-musuhnya Portugis, Belanda dan Inggris. Pada saat ini Aceh mengalami masa kemajuan sampai pada raja Sultan Iskandar Tsani yang memerintah dengan lebih liberal, lembut dan adil. Pada saat kerajaan ini dipimpin oleh raja-raja perempuan mengalami kemunduran, banyak wilayah taklukan lepas dan kesultanan menjadi terpecah-pecah.
2.      Di Jawa, muncul kerajaan Demak yang terbentukk seiring melemahnya kerajaan Majapahit. Kerajaan ini didirikan sekitar akhir  abad ke-15 M oleh para penguasa Islam di pesisir yang ingin membangun pusat kekuasaan yang independent. Raja pertamanya adalah Raden Patah. Selanjutnta muncul kerajaan Pajang yang dipandang sebagai penerus kerajaan Demak. Raja pertamanya adalah Jaka Tingkir. Dilanjutkan kerajaan Mataram, dengan sultan pertamanya adalah Senopati. Kerajaan ini berakhir karena peperangan denan Belanda dan pemberontakan ulama atas dasar keprihatinan agama. Berikutnya kesultanan Cirebon merupakan kesultanan Islam pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati di awal abad ke 16 M. Yang terakhir kerajaan Banten.
3.      Di Kalimantan Selatan muncul kerajaan Banjar yang menggantikan kerajaan Daha yang beragama  Hindu. Hal ini bermula dari perebutan kekuasaan kerajaan Daha yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Samudera yang masuk Islam atas kesepakatan dengan kerajaan Demak yang membantunya mendapatkan kekuasaan. Peristiwa ini berakhir pada abad ke 16 M.
4.      Di Kalimantan Timur terdapat kerajaan Kutai. Pada masa ini dua orang ulama tiba di Kutai yaitu Dato Sri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan. Raja Kutai masuk Islam atas dakwah Tuan Tungganng. Hal ini terjadi pada abad ke 16 M.
5.      Maluku, tersebarnya Islam di Maluku sekitar akhir abad ke 15 M. Zayd Al Abidin mengalami banyak tekanan dan memutuakan untuk belajar Islam di Madrasah Giri.
6.      Sulawesi. Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo dibawa oleh Datu Sri Bandang dan sultan pertamanya Alaudin, ia masuk Islam pada tahun 1605 H. Setelah itu kerajaan Gowa-Tallo menyebarkan Islam kepada kerajaan lainnya. Raja Luwu langsung menyambut ajaran tersebut, namun Wajo, Soppeng dan Bone masuk Islam melalui peperangan.
C. Pola Pembentukan Budaya dalam Proses Pembentukan Negara
1.      Pola Samudera Pasai
Kerajaan ini berhadapan dengan golongan-golongan yang belum diislamkan di wilayah pedalaman juga harus menyelesaikan pertentangan politik dan keluarga yang berkepanjangan. Kerajaan ini menjadi pusat pengajaran agama. Dengan pola ini memiliki kebebasan budaya untuk menyusun strategi dan system kekuasaan yang mencerminkan gambaran tentang dirinya.
2.      Pola Sulawesi Selatan
            Pola islamisasi melalui konversi keratin atau pusat kekuasaan. Dengan kata lain Islam masuk ke dalam sebuah kekuasaan yang telah tersusun dan mempunyai basis legitimasi. Hal ini terjadi karena raja menjad penganut agama terlebih dahulu, kemudian disebarkan kepada keluarga, bawahan dan rakyatnya.
3.      Pola Jawa
            Proses islamisasi berhadapan dengan legitimasi politik dan budaya Hindu-Budha yang sudah ada dan mapan di Jawa. Dalam konsep kekuasaan lama, kekuasaan sebagai suatu yang jatuh paa orang terpilih. Konsep ini menjadi dasar yang sah bagi penguasa keratin yang baru dan menjadi dasar idiologis bagi monopoli kekuasaan. Atas dasar ituah raja  Jawa menggunakan gelar Susuhunan (pemimpin agama) dan Panatagama (pelindung dan pengatur agama). Di Jawa terjadi persaingan antara Kraton dengan Pesantren yang lebih dikenal dengan persaingan Abangan dengan Santri. Tugas raja adalah menciptakan keserasian antara tradisi pesantren dengan kraton, bukan menyebarkan agama.
E. Sebab-sebab Islam Cepat Berkembang di Indonesia
            Dalam waktu yang relative cepat, ternyata agama baru ini dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar lapisan masyarakat Islam, mulai dari rakyat jelata hingga raja-raja. Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke-6 H dan tahun-tahun selanjutnya, berhasl menjadi suatu kekuatan muslim Indonesia yag ditakuti dan diperhitungkan.
            Ada beberaa hal yang menyebabkan agama Islam cepat berkembang di Indonesia. Menurutnya Dr. Adil Muhyiddin Al-Allusi, seorang penulis sejarah Islam dari Timur Tengah dalam bukunya Al Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi  Asia alhindu wa Indonesia,[2] menyatakan bahwa ada tiga factor yang menyebabkan Islam cepat berkembang di Indonesia, yaitu  sebagai berikut :
1.      Factor agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang memerintahkan  menjnjung tinggi harkat dan martabatnya, menghapuskan  kekuasaan  kelas rohaniawan seperti Brahmana dalam system kasta yang diajaran Hindu. Masyarakat diyakinkan bahwa dalam Islam semua lapisan masyarakat sama kedudukannya, tidak ada yang lebih utama dalam pandangan Allah swt, kecuali karen takwanya. Mereka juga disamakan dalam hukum. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat dapat saling hidup rukun, bersaudara, bergotong royongm, saling menghargai, sehingga toleransi Islam merupakan cirri utama bangsa ini yang  dikenal dunia hinngga dewasa ini.
2.      Factor politik, factor politik yang  diwarnai oleh pertarungan dalam  negeri antara Negara-negara dan penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh  pertarungan Negara-negara bagian itu dengan pemerintah pusatnya yang  beragama Hindu. Hal tersebut mendorong para penguasa, bangsawan tersebut untuk menganut agama Islam, yang dipandang mereka sebagai senjata ampuh untuk melawan dan menumbangkan kekuatan Hindu, agar mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat.
3.      Factor ekonomi, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang menggunakan jalan laut, baik antarkepulauan Indonesia sendiri, maupun yang melampaui perairan Indonesia ke Cina,, India dan Teluk Arab. Para pedagang yang terdiri dari kaum bangsawan dan para pejabat itu, yang  bertindak sebagai agen-agen barang Indonesia yang  akan dikirim ke luar dan sebagai distributor barang ke Indonesia yang sekaligus mengajak mereka kapada agama yang  baru itu.
F. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban
Sebagaimana telah diuraikan di atas, pada term penyebaran Islam di Asia Tenggara yang tidak terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam sendiripun telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam mentransformasikan budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini, secara bertahap. Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan.
Namun dari masyarakat yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal. Islamisasi dari kawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi pendidikan Islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca al Qur’an dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan dengan belajar huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh hingga Mindanao. Bahasa bahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan gaya bahasa Arab. Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh wilayah itu.
Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan. Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga Pattani muncul sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar dari sejumlah penjuru wilayah ini.
System pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Tradisi pengajaran Paripatetis yang mendahului kedatangan Islam di wilayah ini tetap berlangsung. Ibadah Haji ke Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan emosional, spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan hidup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak aspek luarnya, oleh pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa dan identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik yang mewarnai wilayah ini, di sisi lain, juga melahirkan perasaan akan perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di Islamkan.
            Di Asia Tenggara, Aceh mewakili pusat dunia Islam di Asia Tenggara. Pada maa kejayaannya Aceh merupakan pusat peradaban di wilayah dunia Islam bagian Timur, yaitu Asia Tenggara. Bahkan Aceh merupakan gerbang tranmisi jalur perjalanan pneyebaran agama Islam ke seluruh wilayah Asai Tenggara.
            Aceh merupakan  pintu gerbang masuknya Islam ke seluruh nusantara. Di Aceh pernah berdiri kerajaan-kerajaan Islam yang pertama, yaitu Kerajaan Perlak, Samudera Pasai dan Aceh Darus Salam.
            Di Aceh muncul beberapa tokoh keilmuan yang menandakan kemajuan keilmuan di kalangan umat Islam di Asia Tenggara. Beberapa ulama prestisius Aceh yang dikenal dengan karya-karyanya adalah Nurudin Ar-Raniri, Hamzah Fansuri, Abdrurauf Singkel dan Syamsuddin Sumatrani.
            Aceh pada masa Samudera Pasai pernah dipimpin oleh para sultab yang cinta akan ilmu dan peradaban. Sultan yang mencintai ilmu dan peradaban yaitu Sultan Al-Malikus Zahir, di mana pernah disinggahi oleh Ibnu Battutah. Dari Aceh, Islam berkembang ke berbagai wilayah Nusantara antara lain ke Ampel, Demak, Cirebon dan Kalimantan.
            Aceh juga merupakan kekuatan terbesar yang  sangat ditakuti oleh   Belanda semasa penjajahan, karena Aceh memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dalam menghadapi Belanda.[3]


KESIMPULAN

===     Berkembangnya Islam ke Asia Tenggara dan Indonesia melalui perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian dan politik.  Agama Islam dengan cepat berkembang di Indonesia dipengaruhi oleh factor agama, politik dan ekonomi.
===     Kedatangan Islam sebagai sebuah kekuatan baru menyebabkan berdirinya kerajaan baru yaitu Kerajaan Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Banten, Mataram, Pajang, Gowa-Tallo dan lain-lain.
===     Di Asia Tenggara, Aceh mewakili pusat dunia Islam di Asia Tenggara. Pada masa kejayaannya Aceh merupakan pusat peradaban di wilayah dunia Islam bagian Timur, yaitu Asia Tenggara. Bahkan Aceh merupakan gerbang tranmisi jalur perjalanan penyebaran agama Islam ke seluruh wilayah Asia Tenggara.
===     Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan. System pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan hidup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama pribumi.



DAFTAR PUSTAKA

Ø  Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Sinar Grafika. 2009
Ø  Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam Dirosah Islamiyah. Raja Grafindo : Jakarta. 1993.


[1] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban  Islam, Jakarta : Hamzah, 2009, Hlm 324-325
[2] Adil Muhyiddin Al-Allusi, Al Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi  Asia alhindu wa Indonesia, Baghdad Irak : Darus Syuinita Tsaqafah Al-Ammah, 1988
[3] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban  Islam, Jakarta : Hamzah, 2009, Hlm 299-300

Padjrin Dha Niess

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

4 komentar:

  1. sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
    sundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
    Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
    Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
    Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
    situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet

    BalasHapus
  2. I think this post will be a fine read for my blog readers too, could you please allow me to post a link to my blog. I am sure
    rollex casino malaysia my guests will find that very useful.

    BalasHapus
  3. Spot on with this article, I really Mega888 Apk Download
    think this website needs more attention. I'll probably be back to read more, thanks for the info.

    BalasHapus
  4. Just fiddle with the display format to the game format, you will have more fun, because you can assume it anywhere, the game can be played by mobile phone, smart phone. There are both online versions that compulsion to be loaded upon my site the device and versions that complete not need to be loaded. According to each of you. Played online for hours and had a great time.

    BalasHapus