BAB
I
PEMBAHASAN
A. Penyebaran Islam di Asia Tenggara
dan Indonesia
Sejak abad pertama,
kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang
dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia
Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang
jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan
pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah
Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah
(660-749).
Mulai abad ke-7 dan
ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta
dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar
ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia.
Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap
dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow.
Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan
sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja
mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas
nabi).
Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China
membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung
oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya.
Makin banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang
maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran Islam. Sejak abad ke-7
dan abad selanjutnya Islam telah datang di daerah bagian Timur Asia, yaitu di
negeri China, khususnya China Selatan. Namun ini menimbulkan pertanyaan tentang
kedatangan Islam di daerah Asia Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas Selat
Malaka sejak abad tersebut sudah mempunyai kedudukan penting. Karena itu, boleh
jadi para pedagang dan munaligh Arab dan Persia yang sampai di China Selatan juga
menempuh pelayaran melalui Selat Malaka. Kedatangan Islam di Asia Tenggara
dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing, seorang musafir Budha, yang
mengadakan perjalanan dengan kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada
tahun 671. Ia kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di duga daerah
Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut, dalam
Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang menceritakan orang
Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan
Ratu Sima (674).
Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse
dan Ta-Shih. Menurut beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia
dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah Arab. Jadi jelaslah bahwa orang Persia
dan Arab sudah hadir di Asia Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam.
Setelah melakukan perusakan dan pembakaran kota
Canton itu, orang Ta-Shih dan Po-Se menyingkir dengan kapal. Mereka ke Kedah
dan Palembang untuk meminta perlindungan dari kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan
berita ini terlihat bahwa orang Arab dan Persia yang sudah merupakan komunitas
Muslim itu mampu melakukan kegiatan politik dan perlawanan terhadap penguasa
China. Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia
:
1. Menurut Zainal
Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M (684 M). Pada
tahun tersebut datang seorang pemimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai
pengikut dari Sumatera Utara. Jadi, agama Islam masuk pertama kali ke Indonesia di Sumatera Utara.
2. Menurut Dr. Hamka,
Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Berdasarkan catatan Tiongkok ,
saat itu datang seorang utusan raja Arab Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abu
Sufyan) ke Kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga) untuk membuktikan keadilan,
kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.
3. Menurut Drs. Juneid Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia
pada tahun 670 M karena di Barus Tapanuli, didapatkan sebuah makam yang
berangka Haa-Miim yang berarti tahun 670 M.
4. Seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia di Medan tanggal
17-20 Maret 1963, mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad
I H/abad 7 M langsung dari Arab. Daerah pertama yang didatangi ialah pasisir
Sumatera.
Penyebaran
Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya kesultanan-kesultanan
Islam di kawasan tersebut. Sejarah
perkembangan kesultanan Islam di wilayah Asia Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar
agama yang dibawa oleh saudagar dan
ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu
gerbang Nusantara. Julukan ini diberikan sebagai jalan lalu lintas antara Asia
Timur dan Barat bagi para pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan di Asia
Tenggara. Sedangkan Aceh menjadi pintu masuk para pendatang Islam dari Asia
Barat sehingga mendapat julukan Serambi Mekkah. Kesultanan tersebut adalah
Kesultanan Malaka di Semenanjung Malaka (Indonesia), Kesultanan Islam Pattani
di Filipina, Kesultanan Brunei Darussalam di Brunei Darussalam, Kesultanan Islam
Sulu di Filipina bagian selatan dan Kesultanan Johor di Malaysia.[1]
Sedangkan perkembangan
Agama Islam di Indonesia sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di bagi
menjadi tiga fase, antara lain :
1. Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan
Nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri, terutama Cina.
2. Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan
Indonesia. Sumbernya di samping berita-berita asing juga makam-makam Islam.
3. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam (Abdullah, 1991:39).
B. Pertumbuhan Lembaga Sosial dan
Politik
Kedatangan
Islam sebagai sebuah kekuatan baru menyebabkan berdirinya beberapa lembaga
politik/kerajaan baru, yaitu :
1. Di Sumatera muncul kerajaan Samudera Pasai yang merupakan
kerajaan kembar di pesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini muncul pada abad ke-13
M, sebagai hasil islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi para
pedagang muslim sejak abad ke-7 dan seterusnya. Selanjutnya muncul kerajaan
Aceh Darussalam, ada pendapat kerajaan ini muncul pada abad ke-15 M
menggantikan kerajaan Lammuri oleh Muzaffar Syah (1465-1497 H). kerajaan ini
menjalin hubungan dengan kerajaan Turki Ustmani dan mengakuinya sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi dan kekholifaan dalam Islam. Ada masa raja berikutnya
yaitu masa Sultan Iskandar Muda, ia tidak hanya menjalin dengan kerajaan Turki
Ustmani tetapi juga menjalin kerjasama denga musuh-musuhnya Portugis, Belanda
dan Inggris. Pada saat ini Aceh mengalami masa kemajuan sampai pada raja Sultan
Iskandar Tsani yang memerintah dengan lebih liberal, lembut dan adil. Pada saat
kerajaan ini dipimpin oleh raja-raja perempuan mengalami kemunduran, banyak
wilayah taklukan lepas dan kesultanan menjadi terpecah-pecah.
2. Di Jawa, muncul kerajaan Demak yang terbentukk seiring
melemahnya kerajaan Majapahit. Kerajaan ini didirikan sekitar akhir abad ke-15 M oleh para penguasa Islam di
pesisir yang ingin membangun pusat kekuasaan yang independent. Raja pertamanya
adalah Raden Patah. Selanjutnta muncul kerajaan Pajang yang dipandang sebagai
penerus kerajaan Demak. Raja pertamanya adalah Jaka Tingkir. Dilanjutkan
kerajaan Mataram, dengan sultan pertamanya adalah Senopati. Kerajaan ini
berakhir karena peperangan denan Belanda dan pemberontakan ulama atas dasar
keprihatinan agama. Berikutnya kesultanan Cirebon merupakan kesultanan Islam
pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati di awal
abad ke 16 M. Yang terakhir kerajaan Banten.
3. Di Kalimantan Selatan muncul kerajaan Banjar yang menggantikan
kerajaan Daha yang beragama Hindu. Hal
ini bermula dari perebutan kekuasaan kerajaan Daha yang akhirnya dimenangkan
oleh Raden Samudera yang masuk Islam atas kesepakatan dengan kerajaan Demak yang
membantunya mendapatkan kekuasaan. Peristiwa ini berakhir pada abad ke 16 M.
4. Di Kalimantan Timur terdapat kerajaan Kutai. Pada masa ini dua
orang ulama tiba di Kutai yaitu Dato Sri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
Raja Kutai masuk Islam atas dakwah Tuan Tungganng. Hal ini terjadi pada abad ke
16 M.
5. Maluku, tersebarnya Islam di Maluku sekitar akhir abad ke 15 M.
Zayd Al Abidin mengalami banyak tekanan dan memutuakan untuk belajar Islam di
Madrasah Giri.
6. Sulawesi. Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo dibawa oleh Datu
Sri Bandang dan sultan pertamanya Alaudin, ia masuk Islam pada tahun 1605 H.
Setelah itu kerajaan Gowa-Tallo menyebarkan Islam kepada kerajaan lainnya. Raja
Luwu langsung menyambut ajaran tersebut, namun Wajo, Soppeng dan Bone masuk
Islam melalui peperangan.
C. Pola Pembentukan Budaya dalam Proses
Pembentukan Negara
1.
Pola Samudera Pasai
Kerajaan ini
berhadapan dengan golongan-golongan yang belum diislamkan di wilayah pedalaman
juga harus menyelesaikan pertentangan politik dan keluarga yang berkepanjangan.
Kerajaan ini menjadi pusat pengajaran agama. Dengan pola ini memiliki kebebasan
budaya untuk menyusun strategi dan system kekuasaan yang mencerminkan gambaran
tentang dirinya.
2.
Pola Sulawesi Selatan
Pola islamisasi melalui konversi
keratin atau pusat kekuasaan. Dengan kata lain Islam masuk ke dalam sebuah
kekuasaan yang telah tersusun dan mempunyai basis legitimasi. Hal ini terjadi
karena raja menjad penganut agama terlebih dahulu, kemudian disebarkan kepada
keluarga, bawahan dan rakyatnya.
3.
Pola Jawa
Proses islamisasi berhadapan dengan
legitimasi politik dan budaya Hindu-Budha yang sudah ada dan mapan di Jawa.
Dalam konsep kekuasaan lama, kekuasaan sebagai suatu yang jatuh paa orang
terpilih. Konsep ini menjadi dasar yang sah bagi penguasa keratin yang baru dan
menjadi dasar idiologis bagi monopoli kekuasaan. Atas dasar ituah raja Jawa menggunakan gelar Susuhunan (pemimpin
agama) dan Panatagama (pelindung dan pengatur agama). Di Jawa terjadi
persaingan antara Kraton dengan Pesantren yang lebih dikenal dengan persaingan
Abangan dengan Santri. Tugas raja adalah menciptakan keserasian antara tradisi
pesantren dengan kraton, bukan menyebarkan agama.
E. Sebab-sebab Islam Cepat Berkembang
di Indonesia
Dalam
waktu yang relative cepat, ternyata agama baru ini dapat diterima dengan baik
oleh sebagian besar lapisan masyarakat Islam, mulai dari rakyat jelata hingga
raja-raja. Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke-6 H dan tahun-tahun
selanjutnya, berhasl menjadi suatu kekuatan muslim Indonesia yag ditakuti dan
diperhitungkan.
Ada
beberaa hal yang menyebabkan agama Islam cepat berkembang di Indonesia.
Menurutnya Dr. Adil Muhyiddin Al-Allusi, seorang penulis sejarah Islam dari
Timur Tengah dalam bukunya Al Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi Asia alhindu wa Indonesia,[2]
menyatakan bahwa ada tiga factor yang menyebabkan Islam cepat berkembang di
Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1. Factor agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya
yang memerintahkan menjnjung tinggi
harkat dan martabatnya, menghapuskan
kekuasaan kelas rohaniawan
seperti Brahmana dalam system kasta yang diajaran Hindu. Masyarakat diyakinkan
bahwa dalam Islam semua lapisan masyarakat sama kedudukannya, tidak ada yang
lebih utama dalam pandangan Allah swt, kecuali karen takwanya. Mereka juga
disamakan dalam hukum. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat dapat saling
hidup rukun, bersaudara, bergotong royongm, saling menghargai, sehingga
toleransi Islam merupakan cirri utama bangsa ini yang dikenal dunia hinngga dewasa ini.
2. Factor politik, factor politik yang diwarnai oleh pertarungan dalam negeri antara Negara-negara dan
penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh
pertarungan Negara-negara bagian itu dengan pemerintah pusatnya
yang beragama Hindu. Hal tersebut
mendorong para penguasa, bangsawan tersebut untuk menganut agama Islam, yang
dipandang mereka sebagai senjata ampuh untuk melawan dan menumbangkan kekuatan
Hindu, agar mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat.
3. Factor ekonomi, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang
menggunakan jalan laut, baik antarkepulauan Indonesia sendiri, maupun yang
melampaui perairan Indonesia ke Cina,, India dan Teluk Arab. Para pedagang yang
terdiri dari kaum bangsawan dan para pejabat itu, yang bertindak sebagai agen-agen barang Indonesia
yang akan dikirim ke luar dan sebagai
distributor barang ke Indonesia yang sekaligus mengajak mereka kapada agama
yang baru itu.
F. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban
Sebagaimana telah
diuraikan di atas, pada term penyebaran Islam di Asia Tenggara yang tidak
terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh
mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam sendiripun telah mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam mentransformasikan
budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini, secara bertahap. Islam
dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan.
Namun dari masyarakat
yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal. Islamisasi dari kawasan
Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi
menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi pendidikan Islam melibatkan
seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca al Qur’an
dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan dengan belajar huruf Arab
diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh hingga Mindanao.
Bahasa bahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan gaya bahasa Arab. Bahasa
Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara
dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga punya peran yang penting
bagi pemersatu seluruh wilayah itu.
Sejumlah karya bermutu
di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan. Banyak daerah
di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga Pattani muncul sebagai pusat
pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar dari sejumlah penjuru
wilayah ini.
System pendidikan Islam
kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau Surau menjadi
lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa dan
pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan dengan pusat-pusat
pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Tradisi pengajaran Paripatetis yang
mendahului kedatangan Islam di wilayah ini tetap berlangsung. Ibadah Haji ke
Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan emosional, spritual, psikologis, dan
intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera terjalin. Lebih dari itu
arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah bimbingan para
ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-ulama pribumi yang
segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua perkembangan bisa
dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik
di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan
hidup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama
pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak
aspek luarnya, oleh pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan
yang utuh dari jiwa dan identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik
yang mewarnai wilayah ini, di sisi lain, juga melahirkan perasaan akan
perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di Islamkan.
Di
Asia Tenggara, Aceh mewakili pusat dunia Islam di Asia Tenggara. Pada maa
kejayaannya Aceh merupakan pusat peradaban di wilayah dunia Islam bagian Timur,
yaitu Asia Tenggara. Bahkan Aceh merupakan gerbang tranmisi jalur perjalanan
pneyebaran agama Islam ke seluruh wilayah Asai Tenggara.
Aceh
merupakan pintu gerbang masuknya Islam
ke seluruh nusantara. Di Aceh pernah berdiri kerajaan-kerajaan Islam yang
pertama, yaitu Kerajaan Perlak, Samudera Pasai dan Aceh Darus Salam.
Di
Aceh muncul beberapa tokoh keilmuan yang menandakan kemajuan keilmuan di
kalangan umat Islam di Asia Tenggara. Beberapa ulama prestisius Aceh yang
dikenal dengan karya-karyanya adalah Nurudin Ar-Raniri, Hamzah Fansuri,
Abdrurauf Singkel dan Syamsuddin Sumatrani.
Aceh
pada masa Samudera Pasai pernah dipimpin oleh para sultab yang cinta akan ilmu
dan peradaban. Sultan yang mencintai ilmu dan peradaban yaitu Sultan Al-Malikus
Zahir, di mana pernah disinggahi oleh Ibnu Battutah. Dari Aceh, Islam
berkembang ke berbagai wilayah Nusantara antara lain ke Ampel, Demak, Cirebon
dan Kalimantan.
Aceh
juga merupakan kekuatan terbesar yang
sangat ditakuti oleh Belanda
semasa penjajahan, karena Aceh memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dalam
menghadapi Belanda.[3]
KESIMPULAN
=== Berkembangnya
Islam ke Asia Tenggara dan Indonesia melalui perdagangan, perkawinan, tasawuf,
pendidikan, kesenian dan politik. Agama
Islam dengan cepat berkembang di Indonesia dipengaruhi oleh factor agama,
politik dan ekonomi.
=== Kedatangan
Islam sebagai sebuah kekuatan baru menyebabkan berdirinya kerajaan baru yaitu
Kerajaan Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Banten, Mataram, Pajang, Gowa-Tallo
dan lain-lain.
=== Di
Asia Tenggara, Aceh mewakili pusat dunia Islam di Asia Tenggara. Pada masa
kejayaannya Aceh merupakan pusat peradaban di wilayah dunia Islam bagian Timur,
yaitu Asia Tenggara. Bahkan Aceh merupakan gerbang tranmisi jalur perjalanan
penyebaran agama Islam ke seluruh wilayah Asia Tenggara.
=== Sejumlah
karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan.
System pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid
atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti
pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan
dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Di bawah bimbingan
para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-ulama pribumi
yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua perkembangan
bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum Muslim
yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam,
pandangan hidup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran
para ulama pribumi.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Amin, Samsul Munir. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta : Sinar Grafika. 2009
Ø
Yatim, Badri. Sejarah
Peradaban Islam Dirosah Islamiyah. Raja Grafindo : Jakarta. 1993.
[1]
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban
Islam, Jakarta : Hamzah, 2009, Hlm 324-325
[2]
Adil Muhyiddin Al-Allusi, Al Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi Asia alhindu wa Indonesia, Baghdad Irak :
Darus Syuinita Tsaqafah Al-Ammah, 1988
[3]
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban
Islam, Jakarta : Hamzah, 2009, Hlm 299-300
sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
BalasHapussundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet
I think this post will be a fine read for my blog readers too, could you please allow me to post a link to my blog. I am sure
BalasHapusrollex casino malaysia my guests will find that very useful.
Spot on with this article, I really Mega888 Apk Download
BalasHapusthink this website needs more attention. I'll probably be back to read more, thanks for the info.
Just fiddle with the display format to the game format, you will have more fun, because you can assume it anywhere, the game can be played by mobile phone, smart phone. There are both online versions that compulsion to be loaded upon my site the device and versions that complete not need to be loaded. According to each of you. Played online for hours and had a great time.
BalasHapus