Menurut
Sukmadinata, ada 7 (tujuh) cara menyusun sekuens bahan ajar :
1. Sekuens kronologis
Sekuen
kronologis, untuk menyusun bahan ajar yang mengandung urutan waktu, dapat
digunakan sekuens kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah, perkembangan
historis suatu institusi, penemuan-penemuan ilmiah dan sebagainya dapat disusun
berdasarkan sekuens kronologis.
Contoh :
KD : Mendeskripsikan perkembangan sejarah pendidikan Islam
dari masa ke masa
a) Pendidikan Islam pada masa Rasulullah
b) Pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
c) Pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah
d) Pendidikan Islam pada masa Bani Abbasiyah
B. Sekuens Kausal
Sekuen
kausal berhubungan dengan sekuen kronologis. Peserta didik dihadapkan pada
peristiwa-peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau pendahulu dari pada
sesuatu peristiwa atau situasi lain. Dengan mempelajari sesuatu yang menjadi
sebab atau pendahulu peserta didik akan menemukan akibatnya.
Contoh :
KD : Mendeskripsikan sejarah pendidikan Islam pada masa
kejayaan
a) Latar belakang sosial politik
b) Perkembangan lembaga pendidikan Islam
c) Sarjana-sarjana Islam dalam bidang ilmu pengetahuan
d) Pendidikan untuk kaum wanita
3. Sekuens Struktural
Bagian-bagian
bahan ajaran suatu bidang studi telah mempunyai struktural tertentu. Penyusunan
sekuens bahan ajaran bidang studi tersebut perlu disesuaikan dengan
strukturnya. Dalam fisika tidak mungkin mengajarkan alat-alat optik, tanpa
terlebih dahulu diajarkan pemantulan, dan pembiasan cahaya tidak mungkin
diajarkan tanpa terlebih dahulu diajarkan masalah cahaya. Masalah cahaya,
pemantulan-pembiasan, dan alat-alat optik tersusun secara struktural.
Contoh :
KD : melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari
a) Pengetian ibadah sholat
b) Dalil-dalil tentang ibadah sholat
c) Syarat sah ibadah sholat
d) Rukun-rukun ibadah sholat
e) Sunah-sunah ibadah sholat
f) Hal yang membatalkan sholat
g) Tata cara pelaksanaan ibadah sholat
4. Sekuens Logis dan Psikologis (Deduktif dan Induktif)
Sekuensi
logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada
keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens
psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang
kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran
disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur,
dari masalah bagaimana ke masalah mengapa.
Contoh :
a) Ibadah sholat
b) Sholat wajib : Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’.
c) Sholat sunnah : Idul Fitri, Idul Adha, Istikhoroh, Dhuha, dan
Tahajjud.
5. Sekuens Spiral
Sekuens
spiral merupakan susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau
bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam
dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.
Contohh :
a) Tawuran di kalangan pelajar (topic populer)
b) Pendidikan agama para pelajar
c) Pendidikan etika dan moral para pelajar
d) Peran orang tua dan masyarakat
6. Sekuens Rangkain ke Belakang
Sekuens
rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir
dan mundur kebelakang.
Contoh
pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut :
(a) pembatasan masalah; (b) penyusunan hipotesis; (c) pengumpulan data; (d)
pengujian hipotesis; dan (e) interpretasi hasil tes.
Dalam
mengajarnya, guru memulai dengan langkah (a) sampai (d), dan peserta didik
diminta untuk membuat interprestasi hasilnya (e). Pada kasempatan lain guru menyajikan
data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c) dan peserta didik diminta
untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d) dan seterusnya.
7. Sekuens Hierarki Belajar
Model ini
dikembangkan Gagne dengan prosedur tujuan khusus utama dianalisis, dan
dicari suatu hierarki urutan bahan ajaran untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula
harus dikuasai pesera didik, berturut-turut sampai dengan perilaku terakhir.
Untuk bidang studi tertentu dan pokok-pokok bahasan tertentu hierarki juga
dapat mengikuti hierarki.
Contoh :
a) Menjelaskan ketentuan hukum tentang riba
b) Mengemukakan dalil-dalil tentang larangan riba
c) Menjelaskan macam-macam riba
d) Menunjukkan perilaku menghindari perbuatan riba.
B. Indikator Hasil Pembelajaran
a) Siswa dapat membaca dengan fasih surat Al-Baqarah ayat
148
b) Siswa dapat menjelaskan penerapan ilmu tajwid dalam surat
Al-Baqarah ayat 148
c) Siswa dapat menyimpulkan kandungan surat Al-Baqarah ayat 148
yang berkaitan dengan anjuran berlomba dalam kebaikan.
d) Siswa dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan isi surat
Al-Baqarah ayat 148.
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat
membaca, memahami, dan menerapkan isi kandungan QS. Al-Baqarah : 148 tentang
anjuran berlomba dalam kebaikan di dalam kehidupan sehari-harinya.
D. Penilaian
1. Tes Lisan
Yaitu dengan cara bertanya kepada
siswa tentang materi yang telah dipelajari. Misalnya :
1. Bacalah QS. Al-Baqarah dengan baik dan benar ?
2. Apa kandungan dari QS.
Al-Baqarah : 148 ?
3. Apa hukum bacaan dari ولكل و جهة ?
2. Tes Tertulis
Yaitu dengan bentuk tes obyektif pilihan
ganda dan tes uraian. Misalnya :
1. Berikan salah satu contoh berlomba-lomba dalam kebaikan ?
2. Apa kandungan QS. Al-Baqarah : 148 ?
3. Sebutkan hukum-hukum bacaan dalam QS. Al-Baqarah : 148 ?
4. فا ستبقو
الخيرات Artinya …
a. Berlomba-lomba dalam kesesatan
b. Berlomba-lomba dalam kemaksiatan
c. Berlomba-lomba dalam kekufuran
d. Berlomba-lomba dalam kebaikan
5. Berikut ini salah satu contoh berlomba-lomba dalam kebaikan.
Kecuali …
a. Berkata baik kepada orang tua
b. Berkata jujur kepada orang tua
c. Ikhlas beramal
d. Menyontek saat ujian
6. إن الله
على كل شئ قدير . Kata yang digaris bawah merupakan hukum bacaan dari …
a. Izhar
b. Iqlab
c. Ikhfa
d. Idhom
3. Tes Perbutan
Yaitu diharapkan peserta didik menunjukkan
perbuatan berlomba-lomba dalam kebaikan. Misalnya sholat, sedekah, tolong
menolong, dan ikhlas dalam beramal.
0 komentar:
Posting Komentar