PEMBAHASAN
A. Komponen
Evaluasi
1.
Pengertiaan Evaluasi dan
Kurikulum
Pemahaman mengenai
pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian
kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis
mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara
per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum. Pengertian
evaluasi menurut Joint Committee, 1981 ialah penelitian yang
sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto
dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses
penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk
membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray, 1983
mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai
implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses
membuat keputusan. .Sedangkan pengertian kurikulum adalah :
1.
Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional);
2.
Seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang
Kesehatan.).
3.
Menurut Grayson (1978), kurikulum
adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang
diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara
terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi
untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus
diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives)
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;e. Sedangkan menurut Harsono
(2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik.
Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini
definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak
hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.
Dari
pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat menyimpulkan bahwa
pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang
manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan.
Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang
kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Evaluasi
kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen
kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam
kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan
penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik,
menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan
penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan,
menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai
kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki
tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan
menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.
Kurikulum sebagai sebuah sistem
terdiri atas beberapa komponen diantaranya adalah komponen evaluasi. Dalam
dunia praktisi pendidikan kita, termasuk Gurunya lemah memahami urgensitas sebuah
kerja evaluatif. Sehingga proses pembelajaran sering tidak berakhir dengan baik
justru disebabakn kurang akuratnya system penilaian yang digunakan. Contoh,
masih banyaknya Guru kita yang ketika akan mengetahui tingkat pencapaian
pembelajaran siswa, justru hanya menggunakan variable pemahaman (evaluasi
kognitif) dengan mengabaikan penilaian keterampilan (evaluasi psikomotorik) dan
sikap moralitas (evaluasi afektif) siswa.
2.
Tujuan Evaluasi Kurikulum
Diadakan evaluasi di dalam proes
pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan :
a)
Perbaikan program.
Dalam konteks tujuan ini, peranan
evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan
input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang
dikembangkan.
b)
Pertanggungjawaban kepada berbagai
pihak
Selama dan terutama pada akhir fase
pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak
pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang
dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum
tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kulikulum yang telah
dikembangkan. Dengan kata lain, pihak-pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah,
masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan, dan pihak lainnya yang ikut
mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan. Dalam
mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum
perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang
dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan,, jika ada, yang masih terdapat.
c)
Penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan
kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau
tidak akan disebar luaskan ke system yang ada ? Kedua, dalam kondisi
yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan
disebar luaskan ke dalam system yang ada ? ditinjau dari proses pengembangan
kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama di pandang tidak tepat
untuk diajukan pada akhir pengembangan. Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan
dua jawaban yaitu ya atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi jawaban
yang diberikan itu adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan
dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan – biaya, tenaga dan waktu yang
telah dikerahkan selama ini ternyata
terbuang dengan percuma atau sia-sia.: peserta didik yang telah menggunakan
kurikulum baru tersebut selama fase pengembangan yang terlanjur dirugikan :
sekolah-sekolah di mana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali
menyesuaikan diri lagi kepada cara lama :dan lambat laun akan timbul sikap skeptic
di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pemmbaharuan pendidikan daalam
bentuk apapun. Pertanyaan kedua, dipandang lebih tepat untuk diajukan
pada akhir fase pengembangan kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan
sekurang-kurangnya tiga anak pertanyaan – aspek-aspek mana kurikulum tersebut
yang masih perlu diperbaiki atau disesuaikan, strategi penyebaran yang
bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan apa yang diperlu
diersiapkan terlebih dahulu di dalam system yang ada. Pertanyaan ini lebih
bersifat konstruktif dan dapat diterima dari segi social, ekonomi, moral maupun
teknis.
Untuk menghasilkan informasi yang
diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua maka diperlukan kegiatan
evaluasi.
3.
Konsep/Model Evaluasi Kurikulum
Setelah mencermati tentang tujuan
evaluasi kurikulum, kita harus memahami konsep atau ,model evaluasi, secara
garis besar, model evaluasi dapat digolongkan ke dalam empat rumpun model yaitu
measurement, congruence, illumination dan educational system
evaluation.[1]
a)
Measurement
Evaluasi
pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan
individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan
seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua
atau lebih program pendidikan.
b)
Congruence
Evaluasi
pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara
tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana
perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam
rangka penyempurnaan bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada
pihak-pihak di luar pendidikan.
c)
Illumination
Evaluasi
pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh factor
lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program
terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi ini lebih didasarkan pada prinsip
pertimbangan yang hasilnya diperlukan untuk penyempuranaan program.
d)
Educational System Evaluation
Evaluasi
pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi
program dan criteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment.
Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil
program secara keseluruhan.
4.
Tinjauan Masing-masing Model
Setelah mencermati keempat model
evaluasi tersebut, Kita harus mencermati secara rinci tinjauan dari
masing-masing model/konsep.
a)
Measurenment
Konsep
ini telah memberikan sumbangan yang
sangat berarti dalam hal penekanan terhadap pentingnya obyektivitas dalam
proses evaluasi. Aspek obyektivitas yang diitekankan oleh konsep ini perlu dijadikan landasan yang terus-menerus di
dalam rangka mengembangkan konsep dan system evaluasi kurikulum. Konsep ini
sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam berbagai kegiatan pendidikan, seperti
seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah dan kegiatan
penelitian pendidikan.
b)
Congruence
Konsep
ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji
efektifitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Dengan mengkaji efektifitas
tersebut akan memberikan balikan kepada pengembang kurikulum tentang
tujuan-tujuan yang mana sudah dan belum dicapai.
c)
Illumination
Konsep
ini menekankan pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan
kurikulum yang berlangsung
d)
Educational System Evaluation
Konsep
ini memperlihatkan banyak segi-segi positif untuk kepentingan proses
pengembangan kurikulum. Ditekankannya peranan criteria dalam proses evaluasi
sangat penting artinya dalam memberikan cirri-ciri khas kegiatan evaluasi.
Tanpa criteria tidak akan dapat menghasilkan suatu informasi yang menunjukkan ada tidaknya kesenjangan, inilah
yang diharapkan dari hasil evaluasi. Konsep ini mengemukan perlunya evaluasi
itu dilakukan terhadap berbagai dimensi program, tidak hanya hasil yang
dicapai, tapi juga input dan proses yang dilakukakan tahap demi tahap. Ini
penting agar penyempurnaan kurikulum dapat dilakukan pada setiap tahap sehingga
kelemahan yang masih terlihat pada tahap tertentu tidak sampai dibawa ke tahap berikutnya.
Dalam mengevaluasi kurikulum tentu
diperlukan kecermatan dalam memilih model yang mana yang dianggap tepat. Setiap
model mepunyai kelebihan dan kelemahan. Setelah membaca model dari evaluasi
kurikulum maka dapat disarankan bahwa konsep educational system evauationlah
yang paling tepat. Kelemahan pada model-model yang lain dapat ditanggulangi
oleh model ini.
B. Jenis
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi terhadap kurikulum mencakup
evaluasi sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan, seperti dana,
sarana dan fasilitas, tenaga dan penilaian terhadap siswa sebelum menempuh
program. Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi pelaksanaan
kurikulum yang berkenaan dengan proses belajar, mengajar, bimbingan dan penyuluhan,
administrasi supervise, sarana pengajaran dan penilaian hasil belajar.
Menurut Sukmadinata (2000:111)
ada bebarapa bentuk atau jenis evaluasi. Pertama, evaluasi hasil
belajar. Evaluasi digunakan untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa
terhadap proses pembelajaran selalu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi ini ini
disusun butir-butir soal untuk megukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah
ditetapkan. Berdasarkan luas lingkup bahan dan jangka waktu belajar, evaluasi
ini dibedakan menjadi evaluasi formatif dan evaluasi summatif.
1.
Evaluasi formatif ditujukan untuk
menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar dalam jangka waktu yang
relative pendek. Tujuan utama evaluasi ini untuk menilai proses pengajaran.
Untuk pendidikan tingkat dasar, test formatif digunakan untuk menilai kemampuan
siswa setelah memahami sub pokok bahasan tertentu.
2.
Evaluasi sumatif ditujukan untuk
menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang lebih luas sebagai hasil
belajar dalam limit waktu yang cukup lama, satu semester atau satu tahun. Evaluasi
ini berfungsi untuk tingkat pendidikan dasar. Misalnnya untuk menilai kemajuan
belajar siswa seperti kenaikan kelas, kelulusan ujian dan seterusnya.[2]
Untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa terhadap tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan. Ada dua macam norma
yang harus diperhatikan, yaitu norm referenced dan criterion
referenced (Chauhan, 1979 : 170-177). Dalam evaluasi formatif menggunakan criterion
referenced yaitu penguasaan siswa
yang diukur dengan test belajar lalu dibandingkan dengan suatu criteria standard sebagai patokan.
Sedangkan evaluasi sumatif menggunakan norm referenced yaitu penguasaan
siswa yang tidak memiliki criteria standard sebagai patokan penguasaan siswa
terhadap tujuan-tujuan belajar.
Kedua, evaluasi pelaksanaan
mengajar. Komponen yang dievaluasi dalam proses pembelajaran adalah keseluruhan
dari proses tersebut secara utuh yang meliputi tujuan mengajar, evaluasi bahan
ajar, strategi, metodologi pembelajaran dan media yang digunakan. Komponen ini
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, isi, metode, organisasi,
fasilitas dan biaya, siswa, guru, keluarga dan masyarakat.
Dalam referensi yang lain,
jenis-jenis evaluasi kurikulum dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
- Evaluasi Awal : Di Lakukan Sebelum Pengajaran Diberikan,Fungsinya Ialah Untuk Mengetahui Kemampua Awal Peserta Didik Tentang Pelajaran Yang Akan Diberikan.
- Evaluasi Antara : Dilakukan Pada Setiap Unit Bahan Yang Diberikan Dalam Suatu Mata Pelajaran,Dapat Berbentuk Tes Dan Bentuk-Bentuk Evaluasi Yang Lain Tentang Unit Yang Bersangkutan.
- Evaluasi Akhir : Dilaukan Setelah Pengajaran Diberikan.Fungsinya Ialah Untuk Memperoleh Gambaran Tentang Kemampuan Yang Dicapai Pesrta Didik Pada Akhir Program.[3]
C.
Faktor-faktor Evaluasi Kurikulum
1.
Factor-faktor yang
menyebabkan sulitnya merumuskan evaluasi kurikulum secara tegas
Evaluasi
Kurikulum Sukar Di Rumuskan Secara Tegas Hal Itu Disebabkan Beberapa Faktor :
a. Evaluasi Kurikulum Berkenaan Dengan Fenomena-Fenomena Yang Terus
Berubah
b. Objek Evaluasi Kurikulum Adalah Sesuatu Yang Berubah-Ubah Sesuai
Dengan Konsep Yang Digunakan.
c. Evaluasi Kurikulum Merupakan Suatu Usaha Yang Dilakukan Oleh
Manusia Yang Sifatnya Juga Berubah[4]
Untuk melakukan evaluasi kurikulum banyak mengalami kendala atau masalah
ketika ingin melakukan
evaluasi terhadap kurikulum yang sedang dikembangkan. Adapun yang menyulitkan itu adalah
dikarenakan fenomena-fenomena dalam kurikulum itu mengalami perubahan terus-menerus, objek yang akan dievaluasi
yaitu kurikulum berubah dengan sendirinya dikarenakan harus sesuai dengan konsep yang digunakan dalam kurikulum tersebut dan evaluasi kurikulum yang dilakukakan oleh
manusia sifatnya juga berubah.
R.A Becher, Seorang Ahli
Pendidikan dari Universitas Sussex Inggris menyatakan tiap program pengembangan
kurikulum mempunyai style dan karakteristik tertentu, dan evaluasi Dari program
tersebut akan memperhatikan style dan karakteristik yang sama pula , seorang
Evaluator akan menyusun program evaluasi kurikulum sesuai dengan style dan karakteristik yang dikembangkannya.
2.
Factor-faktor yang
menyebabkan tercapainya tujuan evaluasi kurikulum
Untuk
tercapainya tujuan evaluasi kurikulum, maka ada lima factor yang menyebabkan
itu, yaitu :
a. Evaluasi Kontek : Evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan dalam perencanaan program, khususnya dalam penetuan tujuan dan
program kurikulum diklat
b. Evaluasi Masukan : Evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan dalam penyiapan dan perbaikan peralatan pendidikan yang meliputi
bahan ajar, sarana / alat penunjang media pengajaran stap pengajar dan sebagainya.
c. Evaluasi Proses / Hasil Jangka Pendek : Informasi untuk
keperluan perbaikan program dan pelaksanaan pendidikan mencakup baik informasi
tentang proses maupun hasil jangka pendek yang dicapai peserta didik selama dan
pada akhir tiap unit program. Kadang-kadang disebut juga dengan istilah
evaluasi implementasi kurikulum. Di sini dipergunakan istilah proses untuk
memperkuat pengertian kurikulum sebagai sesuatu yang terjadi di sekolah.
Lagipula, istilah evaluasi proses dianggap lebih memberikan kedudukan yang sama
antara dimensi kurikulum sebagai ide, rencana, hasil, dan kurikulum sebagai
kegiatan.
d. Evaluasi Dampak / Hasil Jangka Panjang : Evaluasi ini diadakan
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan bagi peninjauan kembali
keseluruhan program pendidikan dan penentu kegiatan tindak lanjut yang diperlukan
termasuk perbaikan kurikulum pada siklus / putaran hidup.
e. Evaluasi Reflektif : Evaluasi yang diperagunakan untuk
menyebutkan jenis evaluasi yang memusatkan perhatiannya terutama terhadap
kurikulum sebagai ide . nama reflektif itu sendiri diambil dari artikel yang
ditulis oleh cohen (1976). Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji mengenai ide
yang dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum dalam dimensi lainnya.[5]
Tercapainya
tujuan evaluasi kurikulum itu disebabkan oleh adanya hasil informasi yang
diperlukan dalam perencanaan program, diketahuinya jenis dari evaluasi yang
digunakan, ditemukannya informasi untuk peninjauan kembali keseluruhan program
pendidikan dan tindak lanjut untuk memperbaiki kurikulum tersebut, diketahuinya
proses jangka pendek yang dicapai oleh peserta didik selama dan akhir dari unit
program.
KESIMPULAN
Ø
Evaluasi kurikulum adalah penelitian
yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari
kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan
prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat
keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Ø
Tujuan evaluasi kurikulum
adalah Pertama, perbaikan program. Kedua, pertanggungjawaban
kepada berbagai pihak. Ketiga, Penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan.
Ø
Model/konsep yang digunakan
dalam evaluasi kurikulum yaitu measurement, congruence, illumination dan
educational system evaluation.
Ø
Jenis-jenis evaluasi
kurikulum adalah evaluasi sumatif, evaluasi formatif, evaluasi awal, evaluasi
antara dan evaluasi akhir.
Ø
Factor-faktor yang
menyulitkan ketika melakukan evaluasi kurikulum disebabkan oleh
fenomena-fenomena yang terjadi dalam kurikulum terus berubah, objek evaluasi
kurikulum berubah sesuai dengan tuntutan dari konsep tersebut dan apa yang
dilakukan oleh manusia pasti mengalami perubahan.
Ø
Tercapainya tujuan evaluasi
kurikulum itu disebabkan oleh adanya hasil informasi yang diperlukan dalam
perencanaan program, diketahuinya jenis dari evaluasi yang digunakan,
ditemukannya informasi untuk peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan
dan tindak lanjut untuk memperbaiki kurikulum tersebut, diketahuinya proses
jangka pendek yang dicapai oleh peserta didik selama dan akhir dari unit
program.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Abdurahmansyah. Teori Pengembangan Kurikulum dan Aplikasi.
Jakarta : Grafika Telindo Press. 2009
Ø Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2005
Ø Ibrahim, R dan Masitoh. Evaluasi Kurikulum. Pdf
[1] R.
Ibrahim dan Masitoh. Evaluasi kurikulum. Pdf
[2]
Abdurahmansyah. Teori Pengembangan Kurikulum dan Aplikasi. Jakarta :
Grafika Telindo Press. 2009. Hlm.
[3] http://zhizhachu.wordpress.com/tag/jenis-jenis-evaluasi-kurikulum/
[4] http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/31/evaluasi-kurikulum/
[5] http://zhizhachu.wordpress.com/tag/jenis-jenis-evaluasi-kurikulum/
0 komentar:
Posting Komentar