Pendidikan Agama Islam

by 12/19/2011 01:49:00 PM 0 komentar
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam
    Pendidikan agama Islam menurut para ahli agama sebagai berikut :
1.    Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan kata lain, Beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2.    M. Yusuf Al-Qordhawi :Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, Pendidikan Agama Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. 
3.    Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadi ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun kelak di akhirat.
    Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan akal dan hati, serta jasmani dan rohaninya berdasarkan hukum-hukum Islam agar terbentuknya kepribadian Islam yang hakiki. Dengan bimbingan tersebut anak dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Hal itu dilakukan demi keselamatan di dunia dan akhirat. Dengan kata lain, pendidikan agama Islam menciptakan manusia yang sempurna (insan kamil).

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Menurut Zakiah Daradjat, tujuan dari pendidikan agama Islam adalah menghambakan diri atau mengabdikan diri kepada Allah. Namun kata dari “menyembah” memiliki makna yang luas, tidak hanya terbatas dalam hal ritual melainkan mencakup semua aspek kehidupan manusia di muka bumi. Aspek tersebut adalah hubungan dengan Allah, sesama manusia, alam, dan diri pribadi.  Hal ini telah difirmankan oleh Allah Swt. :
    Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat:56).
    Sedangkan menurut para ahli agama Islam yang lain :
1.    H. M. Arifin, tujuan pendidikan agama Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak dengan nilai-nilai syariat Islam secara benar sesuai dengan pengetahuan agama.
2.    Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa pendidikan agama Islam bertujuan beribadah, bertaqarrub kepada Allah dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagian dunia akhirat.
3.    Ahmad D. Marimba, pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian yang muslim, yakni bertaqwa kepada Allah.
    Berpedoman dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam itu adalah untuk membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah, berkepribadian muslim, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna tercapainya kebahagian dunia akhirat. Pendidikan agama Islam menghendaki hamba Allah mengabdi hanya kepada Allah. Mengabdi disini diartikan melakukan segala perbuatan dengan niat ibadah kepada Allah dan ibadah tersebut sebagai wujud kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Yang terpenting, seluruh kegiatan umat manusia di muka bumi ini berlandaskan pada ajaran Islam karena diyakini bahwa ajaran tersebut mengajarkan kebenaran dan mengantar kepada keselamatan di dunia dan akhirat.
 
C. Dasar Pendidikan Agama Islam
    Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar adalah memberikan arahan kepada tujuan yang akan dicapai sekaligus sebagai landasan.  Setiap agama manusia di muka bumi ini memiliki dasar pendidikan agama tersendiri, termasuk agama Islam. Dasar tersebutlah yang menjadi sumber dan landasan dalam setiap beramal.
    Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber/dasar ajaran Islam yang utama adalah Al-Quran dan As-sunnah, sedangkan akal pikiran sebagai alat untuk memahami keduanya. Hal ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu Allah Swt. Yang penjabarannya dilakukan oleh Muhammad Saw.  Rasulullah Saw. bersabda :
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما :كتاب الله و سنة رسوله
    Artinya : Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (HR. Malik)
    Penjelasan mengenai dasar pendidikan agama Islam dapat dikemukan sebagai berikut :
1.    Al-Qur’an
Al-qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunya bertahap melalui malaikat Jibril, pembawanya Nabi Muhammad Saw, susunannya di mulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas, bagi yang membaca bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan Nabi Muhammad Saw., keberadaannya hingga kini masih tetap terpelihara dengan baik, dan pemasyarakatannya dilakukan secara bernilai dari satu generasi ke generasi lain dengan tulisan maupun lisan.
2.    As-Sunnah
Kedudukan As-sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain berdasarkan kepada keterangan Al-quran juga didasarkan kepada kesepakatan pendapat para sahabat. Yakni seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajib mengikuti hadits, baik pada masa Rasulullah hidup maupun setelah beliau wafat. Menurut Jumhur Ulama mengartikan As-sunnah, Al-hadits, dan Al-atsar sama saja, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan.
Dalam kaitan ini, hadits berfungsi merinci petunjuk dan isyarat Al-qur’an yang bersifat global, sebagai pembatas terhadap ayat Al-qur’an yang bersifat umum, dan sebagai pemberi informasi terhadap suatu kasus yang tidak di dalam Al-qur’an.
    Dasar pendidikan agama Islam yang utama adalah Al-qur’an dan Hadits. Al-qur’an merupakan firman Allah yang berisi ajaran kebenaran. Islam sebagai agama samawi yaitu agama yang berasal dari Allah, tentunya Al-quran sebagai firman harus dijadikan sebagai landasan bagi umat manusia yang meyakini kebenaran agama-Nya. Al-quran dijadikan sebagai landasan pendidikan agama Islam karena terpeliharanya kemurnian Al-quran dari campur tangan makhluk-Nya, tidak seperti kitab lain seperti Injil. Al-qur’an merupakan kitab yang komplit yaitu berisi tentang semua aspek kehidupan umat manusia seperti hukum, ilmu, sosial, teknologi, nasehat, dan lain sebagainya. Selanjutnya, Hadits dijadikan sebagai sumber utama ajaran Islam karena hadits merupakan penjabaran dari Al-quran serta dijadikannya Muhammad sebagai suri tauladan bagi umatnya. Sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan karena eratnya keterkaitan keduanya. Telah dijelaskan dalam hadits bahwa jika berpegang kepada keduanya maka tidak akan mengalami kesesatan di dunia dan akhirat.
 
D. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
    Pendidikan agama Islam memiliki sifat/karakteristik sebagai berikut :
1.    Umum.
2.    Universal.
3.    Orisinil dan abadi.
4.    Mudah dan tidak memberatkan.
5.    Seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat.
    Kelima sifat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Umum. Maksudnya pendidikan agama Islam berlaku bagi segenap umat Islam di seluruh penjuru dunia, tanpa membedakan ras, suku, dan tempat.
2.    Universal. Maksudnya pendidikan agama Islam mencakup semua aspek kehidupan baik ekonomi, sosial politik, dan lain-lain. Sesuai dengan QS. Al-An’am : 38.
3.    Orisinil dan abadi. Maksudnya pendidikan Islam murni datang dari Allah dan terjaga hingga akhir zaman. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Hijr : 9.
4.    Mudah dan tidak memberatkan. Allah tidak akan membebani manusia di luar kemampuannya. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqoroh : 286.
5.    Seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat.  Islam tidak memerintahkan kepada manusia untuk mencari kesenangan di dunia saja tetapi akhirat juga. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Qoshos : 77.
    Selanjutnya dalam situs, dijelaskan bahwa karakteristik pendidikan agama Islam sebagai berikut :
1.    Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti.
Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan di tawar. Aturan itu adalah Wahyu Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, semua yang terlibat dalam Pendidikan Agama Islam itu harus senantiasa berpegang teguh pada aturan ini.
Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan sebagai mana adanya dan terserah kepada manusia yang hendak mengarahkan pengetahuan itu. Ia hanya mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kearah mana dan bagaimana memberlakukan pendidikan itu.
Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat relative, sehingga tidak bisa diramalkan ke arah mana pengetahuan keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap yang tidak konsisten karena terperangkap oleh. perhitungan untung rugi, sedangkan Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak seperti pendidikan umum.
2.    Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.
Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat di indera dan diakali, berbentuk pengalaman factual maupun pengalaman pikir.
Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi kedua lebih cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun, kedua sisi ini tidak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh karena itu, kedua sisi ini selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan usahanya, karena memang Pendidikan Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia dan akhirat.
3.    Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah.
Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah, hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan norma-norma yang berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar Agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
4.    Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai tugas suci.
Pada umumnya, manusia khususnya kaum muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari risalah, karena itu mereka mengangapnya sebagai misi suci. Karena itu dengan menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula menegakkan agama, yang tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah.
5.    Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah.
Sejalan dengan hal yang dijelaskan pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan Agama Islam merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah, dari segi mengajar, pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang mulia, disamping tugas itu sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus berlangsung hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang diajarkan itu diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan secara berantai kepada orang lain.
    Dengan demikian, sifat/karakteristik pendidikan agama Islam adalah umum, berlaku untuk semua golongan; universal, mencakup semua aspek kehidupan; murni ajaran Tuhan, tidak ada campuran tangan makhluk-Nya; memiliki arah yang pasti, untuk keselamatan di dunia dan akhirat; seimbang antar kehidupan dunia dan akhirat; pembentukan akhlak karimah; misi suci, penyebaran agama Allah; dan ibadah.
 
E. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Agama Islam
    Karakteristik kurikulum pendidikan agama Islam yang bersifat umum atau untuk semua kegiatan pendidikan agama Islam sebagaimana dirumuskan oleh An-Nahlawi sebagai berikut :
1.    Mewujudkan pendidikan Islam fundamental.
Tujuan yang dirumuskan haruslah mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan Islam yang mendasar, yaitu mencapai kemurnian akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang akan membawa peserta didik menjadi manusia yang mengabdi kepada Allah.
2.    Keselarasan materi dan sistem dengan fitrah manusia.
Kurikulum Islam harus memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah manusia, bakat, minat, dan perkembangan peserta didik.
3.    Kesesuaian dengan tingkatan pendidikan.
Perumusan pendidikan Islam harus sesuai dengan tingakatan pendidikan (karakteristik pendidikan, usia, tingkat pemahaman, jenis kelamin, serta tugas-tugas kemasyarakatan).
4.    Rekonstruksi sosial
Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang realistic (sosial ekonomi, dan lingkungan hidup).
5.    Keutuhan dan kontiunitas
Tidak memisahkan materi yang bersifat agama dan dunia atau dikotomi ilmu. Serta materinya disusun secara berkelanjutan dari pendidikan ke tingkat pendidan berikutnya.
6.    Fleksibilitas/elastis
Mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan. Kemudian memperhatikan perbedaan individu.
7.    Efektifitas dan efesiensi
Disusun dengan memperhatikan keterbatas waktu, dana dan sarana yang ada sehingga pelaksanaannya optimal.
8.    Pendidikan Islam harus memperhatikan tentang segi-segi perilaku Islam yang bersifat aktivitas langsung, seperti berjihad, dakwah Islam, kemasyarakatan dan sosial lainnya.
    Dengan demikian, karakteristik kurikulum pendidikan agama Islam adalah sama halnya dengan prinsip dari pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam harus mampu mencetak manusia yang memahami Islam secara keseluruhan (kaffah). Agar tujuan tersebut tercapai, pendidikan Islam harus sesuai dengan prinsipnya dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta perbedaan pada masing-masing individu baik minat atau bakat. Selanjutnya pendidikan Islam harus memiliki keserasian antara materi serta sistem dengan fitrah manusia, seperti : bakat dan minat. Jadi, penyusunan kurikulum pendidikan Islam harus sesuai dengan sifatnya agar tercipta manusia  yang memahami ajaran Islam secara kaffah.

KESIMPULAN
    Pendidikan agama Islam merupakan bimbingan jasmansi dan rohani yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam agar terbentuk pribadi yang berlandaskan Islam untuk keselamatan di dunia dan akhirat.  Adapun tujuannya adalah untuk menghambakan diri kepada Allah dan menciptakan manusia yang berkarakter Islam serta memahami Islam secara  keseluruhan.
    Yang menjadi dasar utama pendidikan Islam adalah berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah karena keduanya merupakan sumber dari semua ajaran Islam. Sedangkan akal dan pikiran sebagai penjabar dari keduanya dan tetap berlandaskan kepada keduanya. Adapun sifat dari pendidikan Islam adalah umum, universal, murni, mudah, misi suci, ibadah, memiliki tujuan yang pasti, mengarah kepada akhlak mulia, dan serasi antara dunia dan akhirat.
    Adapun karakteristik kurikulum pendidikan agama Islam adalah mencapai tujuan yang fundamental, selarasnya materi dan sistem dengan fitrah manusia, sesuai dengan kebutuhan, elastic, efektif dan efesien.











DAFTAR PUSTAKA
    Daradjat, Zakiah. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

    Hamid, Syamsul Rijal. 2009. Buku Pintar Agama Islam. Bogor : Cahaya Salam.

    Marimba D. Ahmad. 1986.  Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Al-Ma’arif.

    Nata, Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Raja Grafindo.

    Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.

    Rusdi, Amir. 2010. Dasar dan Proses Pengembangann Kurikulum PAI (Dikat). Palembang.

    Zuhdiyah. 2009. Pendidikan Agama Islam. Palembang : Universitas PGRI, 2009.

    http://ahmadazhar.wordpress.com/2009/11/07/makalah-kapita-selekta-pai/.

Padjrin Dha Niess

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar